1.
Fungsi:
Menunjukkan sumber informasi bagi pernyataan ilmiah yang terdapat
dalam tulisan ilmiah.
2.
Pemakaian:
·
Mendukung keabsahan pernyataan.
·
Referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan
pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas didalam tulisan.
3.
Penomoran:
Menggunkan angka arab (1,2 dan seterusnya) dibagian belakang yang
diberi catatan kaki dan dituis dengan superscrips.
4.
Penempatan:
·
Langsung dibagian belakang yang diberi catatan
kaki.
·
Meletakkan dibagian bawah halaman/bagian akhir
bab.
5.
Ibid (ibidium: sama dengan diatas)
·
Dipakai apabila kutipan diambil dari sumber
yang sama dengan yang langsung mendahului (tidak disela oleh sumber lain)
meskipun antara kedua kutipan itu terdapat beberapa halaman.
·
Ibid tanpa nomor halaman dipakai bila bahan
yang dikutip diambil dari nomor halaman yang sama.
·
Jika bahan yang diambil dari nomor halaman
yang berbeda, maka digunakan ibid dengan nomor halamannya.
·
Ibid tidak boleh dipergunakan bilamana
diantara dua sumber terdapat sumber lain dan dalam hal ini dipakai op.cit atau
loc.cit.
6.
Op.cit (opera citati: karya yang telah
dikutip)
·
Dipakai untuk menunjuk kepada sumber yang
telah disebut sebelumnya dengan lengkap tetapi telah diselingi oleh sumber
lain.
·
Pemakaian op.cit harus diikuti nomor halaman
yang berbeda.
7.
Loc.cit (loco.citati: tempat yang telah
dikutip)
·
Dipergunakan kalau menunjuk pada halaman yang
sama dari suatu sumber yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap tetapi
diselingi oleh sumber lain.
·
Nomor halaman tidak dicantumkan dalam
penggunaan loc.cit karena nomor halaman itu dengan sendirinya sama dengan nomor
halaman dalam karya yang disebut sebelumnya.
8.
Catatan:
Kalau
dari seorang penulis telah disebut 2 macam buku/lebih, maka untuk menghindarkan
kekeliruan harus dijelaskan buku mana yang dimaksudkan dengan mencantumkan nama
penulis diikuti angka romawi besar (I,II,II,IV dan seterusnya) pada catatan
kaki sesudah tahun penerbitan diantara 2 tanda kurung.